Sabtu, 07 Maret 2020

Pendekatan Kesusastraan

IBD, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the hu- manities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya. dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo hurnanus. Untuk menjadi homo hurnanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humani- ties. disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan mengjadifpengetahuan budaya. Hampir disetiap'jaman, seni tennasuk sastra memegang peranan yang penting dalam the hurnanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama. Dibanding dengan cabang the humanities yang lain, seperti misalnya ilmu bahasa, seni memegang peranan yang penting, karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif.

Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif` seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyarnpaiannya. Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menarnpung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakemya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.

Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi. Cabang_cabang seni yang lain pada hakekatnya juga abstrak. Gerak-genk dalam seni tari, misalnya, masih perlu dijabarkan. Meskipun bunyi-bunyi dalam seni musik lebih cepat dinikmati, bunyi-bunyi itu sendiri masih memerlukan penafsiran. Sebaliknya sastra adalah penafsiran itu sendiri. Meskipun didalarn penafsiran itu sastra masih dapat ditafsirkan lagi. Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif. Cabang-cabang seni yang lain juga dapat menarik tanpa cerita, akan tetapi sulit bagi penciptanya mengemukakan gagasanya. Dalam musik misalnya, kata-kata penciptanya tertelan oleh melodinya. Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya.

Seniman adalah media penyarnpai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dari pengamatan orang lain. IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester. sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ihnu Budaya Dasar sastra tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa. dan sebagainya. Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the hurnanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.


Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa

Istilah prosa banyak padananya. Dalam bahasa Indonesia istilah prosa diterjemahkan sebagai cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita yang mempunyai pemeran, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh imanjinasi. Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal prosa lama dan baru.

Prosa lama meliputi :
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara

Prosa baru meliputi :
1. Cerita pendek
2. Roman/novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi


Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi

Sebagai seni bertulang punggung cerita, sastra mau tidak mau membawakan moral, pesan/cerita. Dengan kata lain prosa mempunyai nilai-nilai. Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
2. Prosa fiksi memberikan informasi
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan

Berkenaan dengan moral, karya sastra dibagi menjadi dua, yaitu karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamanya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamanya. Keduanya selalu menyampaikan masalah. Masalah ini disajikan dengan interaksi tokoh-tokohnya. Konflik dapat terjadi baik di dalam diri tokoh sendiri maupun antar tokoh satu dengan lainya.


Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi

Puisi dipakai sebagai media belajar sesuai dengan pokok bahasan yang terdapat pada ilmu budaya dasar. Puisi termasuk sastra, sedangkan sastra bagina dari kesenian dan kesenian cabang dari kebudayaan. Kepuitisan, keartistikan, atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kereativitas penyair dalam membangun puisinya menggunakan :
1. Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori dsb.
2. Kata-kata ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda
3. Kata-kata yang berjiwa / kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi pengalaman sang penyair sehinggal terasa hidup
4. Kata-kata konotatif, kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa.
5. Pengulangan, berfungsi mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga mengunggah hati. Dibalik kata-katanya yang sulit dimengerti puisi berisi potret kehidupan manusia.

Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada IBD antara lain :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.

2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran manusia
Dengan membaca puisi manusia diajak untuk menjenguk hati dan pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.

3. Puisi dan keinsyafan social
Puisi memberikan pengetahuan manusia sebagai mahluk social, yang terlibat dalam isu dan problem social. Puisi dapat menafsirkan situasi dasar social yang bisa berupa:
- Penderitaan atas ketidakadilan
- Perjuangan untuk kekuasaan
- Konflik dengan sesamanya
- Pemberontakan terhadap hokum Tuhan

Puisi-puisi umumnya berisi nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Cinta kasih adalah salah satu nilai kemanusian yang sering dituangkan dalam puisi. Cinta kasih itu tidak berdiri sendiri terkadang ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusian yang lain seperti penderitaan.


Referensi :


By. Muhammad Iqbal (1B119006)


0 komentar:

Clock

Gunadarma University

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.